MAKALAH KELOMPOK
EVALUASI
PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
Pengembangan Instrumen Penilaian dan Penyusunan
Kisi-Kisi Soal
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Menempuh Mata Kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika yang
diampu oleh
Ibu Yeni Rahmawati,M.Pd dan Bapak Drs.H.Jazim
Ahmad,M.Pd
Disusun
Oleh:
KELOMPOK 4
Iskawati :14310012
Retno Winda Pratiwi :14310025
Tria Afriana Resita :14310029
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah,
puji syukur penyusun mengucapkan atas kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah ditetapkan yang
berisi tentang materi “Pengembangan Instrumen Penilaian dan Penyusunan
Kisi-Kisi Soal”.
Dalam penulis makalah ini kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu
Yeni Rahmawati,M.Pd dan Bapak Drs.H.Jazim Ahmad,M.Pd
yang
telah memberi pengarahan sehingga kami termotivasi dan dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
2. Orang tua yang selalu memberikan motivasi,
semangat dan doa dalam mengingatkan untuk meyelesaikan tugas.
Penulis
menyadari bahwa penulis makalah ini masih terdapat kekurangan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat
memperbaiki penulisan makalah
selanjutnya. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Metro,
Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengembangan Instrumen
Penilaian
A.
Pengertian Instrumen
Penilaian
B.
Fungsi penilaian dalam
proese belajar mengajar
C.
Macam-macam Instrumen
penilaian
D.
Syarat-syarat alat ukur yang
baik
E.
Tes sebagai Instrumen
F.
Macam-macam Tes
2.
Penyusunan Kisi-Kisi Soal
A.
Pengertian Kisi-kisi
B. Fungsi
Penyusunan Kisi-kisi
C.
Penyusunan Kisi-Kisi Soal
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi
atau penilaian adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara
sistematis, yang mencakup penentuan tujuan, perencanaan dan pengembangan
instrumen, pengumpulan data analisis dan penafsiran untuk menentukan suatu
nilai dengan standar yang telah ditentukan.Tahapan pelaksanaan evaluasi proses
pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan
instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi dan
tindak lanjut. Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi
deskriptif dan/atau informasi judgemantal dapat berwujud tes maupun non-test.
Dalam penyusunan soal-soal /ujiam terkadang guru mengalami kesulitan, karena dalam
pembuatan soal tersebut diperlukan berbagai pertimbangan agar soal yang dibuat
tidak terlalu sulit, tidak terlalu mudah dan tidak membingungkan peserta didik
ketika hendak menjawab soal-soal tersebut.Oleh karena itu dalam penyususnan tes
prestasi hal yang paling penting yang harus dimiliki yaitu validitas soal-soal
yang akan diujikan kepada peserta didik. Untuk memudahkan guru dalam penyusunan
soal-soal untuk tes/ujian maka diperlukan pembuatan kisi-kisi (tabel
spesifikasi).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian intrumen penilaian?
2.
Apa saja fungsi penilaian
dalam proese belajar mengajar?
3.
Apa saja macam-macam instrumen
penilaian?
4.
Apa saja syarat-syarat alat
ukur yang baik?
5.
Bagaimana tes sebagai instrumen?
6.
Apakah macam-macam tes?
7. Apakah
pengertian kisi?
8. Apa
fungsi penyusunan kisi-kisi?
9. Bagaimana
cara penyusunan kisi-kisi?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian intrumen penilaian
2.
Untuk mengetahui apa saja fungsi penilaian dalam proese belajar mengajar
3.
Untuk mengetahui apa saja macam-macam instrumen penilaian
4.
Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat alat ukur yang baik
5.
Untuk mengetahui bagaimana tes sebagai instrumen
6.
Untuk mengetahui apakah macam-macam tes
7. Untuk
mengetahui apakah pengertian kisi
8. Untuk
mengetahui apa fungsi penyusunan kisi-kisi
9. Untuk
mengetahui bagaimana cara penyusunan kisi-kisi
PEMBAHASAN
3.
Pengembangan Instrumen Penilaian
A.
Pengertian Instrumen Penilaian
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur dalam rangka pengumpulan data. Misalnya timbangan adalah instrumen
alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data berat dengan cara melakukan
penimbangan.
Dalam pendidikan Instrumen alat ukur yang digunakan
untuk mengumpulkan data dapat berupa tes atau nontes. Tes atau penilaian
merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta memberikan
penampilan maksimal.sedangkan Instruman nonotes merupakan alat ukur yang
mendorong peserta untuk memberikan penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan
dirinya dengan memberikan respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan
perasaannya.
Sebagai sebuah penilaian, Tes Hasil Belajar (THB)
merupakan salah satu alat ukur yang mengukur penampilan maksimal. Dalam
pengukuran siswa peserta tes di dorong mengeluarakan segenap kemampuan yang
dimilkinya untuk menyelesaikan soal yang diberika dalam THB. Hasil belajar
siswa dapat diketahui dengan mencatat skor atas jawaban yang telah diberikan
masing-masing siswa.
THB mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang di
ajarakan oleh guru dan di pelajari oleh siswa. Penguasaan hasil belajar
mencerminkan perubahan perilaku yang di capai siswa setelah mengikuti proses
belajar mengajar. Mengajar adalah usaha siswa yang menimbulkan aktivitas
belajar siswa sedangkan Belajar adalah usaha siswa yang menimbulkan perubahan
perilaku dalam dirinya.
Pengukuran dalam Pendidikan melibatkan objek-objek
yang terdapat dalam proses pendidikan. Objek-objek dalam pengukuran pendidikan
secara teknis dikenal sebagai responden. Data dikumpulkan dalam keadaan
tertentu yang di kenal sebagai variabel. Responden dalam pengukuran pendidikan
dapat berupa manusia pelaku pendidikan atau hasil karya manusia pelaku
pendidikan. Manusia pelaku pendidikan dapat brupa siswa, guru, kepala sekolah,
karyawan, pengurus karyawan, pengawas, komite sekolah, pengguna lulusan dan sebagainya.
Dari siswa misalnya dapat diukur dalam variabel: usia, jenis kelamin, jumlah
saudara, minat belajar, prestasi belajar, kecerdasan, kreativitas, konsep diri,
dan sebagainya. Hasil karya manusia pelaku pendidikan dapat berupa; kurikulum,
buku tes, sistem evaluasi, buku harian, laporan administrasi, persiapan
pengajaran, anggaran pendapatan belanja sekolah, laporan kerja kepala sekolah,
laporan keuangan, tugas ngarang, media pembelajaran, metode mengajar dan
sebagainya. Misalnya dari objek berupa buku tes dapat di ukur variabel: jumlah
lembar, penampilan, kualitas bahan, penataan, kesesuaian dengan kurikulum,
kesesuaian dengan kebudayaan siswa, kejelasan pembahasan dan sebagainya.
B.
Fungsi penilaian dalam proese belajar mengajar
·
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran.
·
Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar
yang telah dilakukan guru.
Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui behasil
tidaknya ia mengajar. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak
semata-mata disebabkan kemampuan siswa tetapi juga bisa disebabkan kurang
berhasilnya guru mengajar. Melalui penilaian, berarti menilai kemampuan guru
itu sendiri dan hasilnya dapat di jadikan bahan dalam memperbaiki usahanya
yakni tindakan mengajar berikutnya. Dengan demikian fungsi penilaian dalam
proses belajar mengajar bermanfaat ganda, yakin bagi siswa dan guru.
- Macam-macam Instrumen penilaian
Instrumen alat ukur dalam pendidikan sangat
berhubungan dengan variabel yang hendak di ukur. Berdasarkan perlu tidaknya
alat ukur dapat dibakukan, variabel dapat di bagi menjadi dua yaitu variabel
faktual dan variabel konseptual.
Variabel faktual adalah variabel yang terdapat
faktanya. Oleh karena bersifat faktual, bila terdapat kesalahan dalam data maka
kesalahan bukan terletak pada instrumen alat ukurnya, tetapi responden
memberikan jawaban yang tidak jujur. Alat ukur untuk mengukur variabel faktual
tidak perlu di bakukan. Termasuk variabel faktual adalah jenis kelamin, agama,
pendidikan, usia, asal sekolah, pekerjaan, status perkawinan, asal tempat
tinggal dan sebagainya.
Sedangkan Variabel Konseptual adalah variabel yang
tidak terlihat dalam fakta tetapi tersembunyi dalam konsep, maka kesalahan data
dapat disebabkan oleh kesalahan konsep pad alat ukur yang digunakan. Untuk
memastikan alat ukur tidak salah konsep maka sebelum digunakan untuk mengukur
variabel konsep, alat ukur dibakukan terlebih dulu. Termasuk dalam variabel
konsep adalah motovasi belajar, bakat minat menjadi guru, prestasi belajar,
kecerdasan, bakat musik, konsep diri dan sebagainya. Kesalahan data variabel
“kecerdasan” misalnya kemungkinan di sebabkan oleh alat ukur pengumpulan data
kecerdasan yang salah konsep.
- Syarat-syarat alat ukur yang baik
Pengukuran adalah membandingkan objek yang di ukur
dengan alat ukurnya, kemudian mencatat angka kepada objek yang di ukur menurut
aturan tertentu. Alat ukur yang digunakan dalam ilmu alam merupakan contoh yang
baik bagi Instrumen pengkuran dalam ilmu sosial. Berbagai variabel dalam ilmu
alam seperti berat, jarak, waktu, suhu, kecepatan, dan sebagainya dikumpulkan
datanya dengan cara melakukan pengukuran. Alat ukur apapun yang akan digunakan
untuk mengukur data harus memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik. Sebelum
alat ukur digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data, alat ukur terlebih
dahulu dibakukan dalam sebuah proses uji coba sehingga alat ukur mempunyai ciri
tertentu untuk menghasilkan data yang akurat dan handal.
Instrumen juga harus memenuhi syarat reliabilitas.
Reliabilitas berhubungan dengan dapat dipercayanya instrumen. Instrumen dapat
dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan
konsisten. Semakin tinggi akurasi dan presisi hasil pengukuran, maka semakin
rendah tingkat kekeliruan dalam melakukan pengukuran. Dan semakin rendah
kekeliruan maka akan menghasilkan pengukuran dengan hasil yang konsisten.
- Tes sebagai Instrumen
Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan
data dimana dalam memberikan respona atas pernyataan dalam instrumen, peserta
didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya. Peserta tes di minta untuk
mengeluarkan segenap kemampuan yang dimilikinya dalam memberikan respona atas
pernytaan dalam tes. Penampilan maksimum yang di tunjukan memberikan kesimpulan
mengenai kemampuan atau penguasaan yang dimiliki.
Tes sebagai instrumen dapat dibedakan dari instrumen
jenis nontes. Kalau tes mengukur penampilan maksimum maka nontes mengukur
penampilan tipikal. Dalam pengukuran penampilan tipikal,peserta tidak di dorong
untuk menunjukkan penampilan maksimal yang mencerminkan kemapuannya, akan
tetapi di dorong untuk memberikan respons secara jujur sesuai dengan keadaan,
pikiran dan perasaaannya. Dari respons dapat diketahui keadaan, pikiran dan
perasaan responden yang di ukur.
Beberapa pendapat mengenai definisi tes. Menurut
Webster’s Collegiate, tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensia,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
- Macam-macam Tes
Dari berbagai jenis tes , secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu tes penguasaan dan tes kemampuan. Tes
penguasaan (mastering tes) adalah yang di ujikan setelah peserta
memperoleh sejumlah materi. Pada tes penguasaan, peserta didorong untuk
memberikan penampilan maksimal dan dari penampilannya dapat diketahui
penguasaan siswa terhadap materi.
Sedangkan tes kemampuan (competence test)
adalah tes yang diujikan untuk mengetahui kepemilikan kemampuan peserta tes.
Penguasaan berbeda dengan kemampuan, karena penguasaan merupakan sesuatu yang
diperoleh setelah proses belajar mengajar dan kemampuan merupakan sesuatu yang
dimiliki dan telah melekat dalam diri responden. Termasuk dalam tes kemampuan
adalah tes bakat, tes kecerdasan, tes kemampuan numerik, tes potensi akademik,
tes penalaran, tes kemampuan berfikir kritis dan sebagainya.
4.
Penyusunan Kisi-Kisi Soal
A.
Pengertian Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang
butir-butir soal yang akan ditulis. Kisi-kisi ini
kemudian digunakan sebagai design atau rancangan penulisan soal yang harus
diikuti oleh penulis soal. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang
akan diujikan.Kisi-kisi
merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang diujikan. Kisi-kisi bisa
diartikan sebagai suatu format atau matriks berisi informasi yang dapat
dijadikan petunjuk teknis dalam menulis soal menjadi alat tes atau evaluasi. Tujuan
penyusunan kisi-kisi adalah agar perangkat tes yang akan disusun tidak
menyimpang dari bahan atau dengan kata lain bertujuan untuk menjamin validitas
isi dan relevasinya dengan kemampuan siswa.
Penyusunan Kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum
penulisan soal. Tanpa adanya Indikator dalam kisi-kisi tidak dapat diketahui
arah dan tujuan setiap soal. Kisi-kisi
yang baik akan memenuhi persyaratan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Dapat mewakili
isi kurikulum secara tepat
2. Memiliki
sejumlah komponen yang jelas sehingga mudah difahami
Komponen-komponen
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.
Standart kompetensi
Merupakan
kompetensi secara umum yang ingin dicapai dari pembelajran yang
diselenggarakan, yang telah tercantum pada standar isi.
2.
Kompetensi dasar
Yang
akan dicapai dari pembelajaran tersebut, yang terdapat pada standar isi.
3.
Uraian materi
Merupakan
uraian dari materi pokok, yang mengacu pada kompetensi dasar.
4.
Bahan kelas
Di
kelas mana tes/ujian ini akan dibuat.
5.
Indikator
Yaitu
ciri/tanda yang dijadikan patokan untuk menilai tercapainya kompetensi dasar,atau
suatu perumusan tingkah laku yang diamati untuk digunkan sebagai petunjuk
tercapainya kompetensi dasar.
6.
Bobot soal
Adalah
kedudukan suatu soal dibandingkan dengan soal lainnya dalam suatu perangkat
tes/ujian dengan memperhatikan jumlah soal, kedalam dan keluasan materi,
kepentingan soal, serta kerumitan soal.
Jadi, dari segala penjabaran diatas dapat dipahami bahwa kisi-kisi merupakan
sebuah format yang berisi kriteria mengenai butir-butir soal yang akan diujikan
nantinya, yang mana dengan adanya kisi-kisi tersebut dapat mempermudah
pembuatan soal serta mengatur luas jangkauan soal yang akan dibuat nantinya.
B.
Fungsi Penyusunan Kisi-kisi
Menurut Sumadi Suryabrata (1987;37), penyusunan kisi-kisi soal memiliki fungsi
untuk merumuskan setepat mungkin ruang lingkup, dan tekanan tes/ujian serta
bagian-bagiannya sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang
efektif bagi orang penyusun tes/soal tersebut.
Selain itu, penyusunan kisi-kisi soal juga memiliki fungsi yang lain, yaitu :
·
Panduan/pedoman dalam penulisan soal yang hendak
disusun
Pedoman
penulisan soal merupakan aspek tepenting ketika guru hendak memberikan soal
kepada siswa, pedoman tersebut akan menjadi acuan bagi guru dalam penulisan
soal sehingga akan memudahkan dalam pembuatan soal.
·
Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai
dengan tujuan tes.
Tes
merupakan bahan evaluasi guru terhadap keberhasilan peserta didik dalampembelajaran
yang disampaikan. Guru dalam mengevalusi peserta didik akan memberikan soal tes
evaluasi yang bermacam-macam sesuai dengan tujuan pencapaian evalusi terhadap
pembelajaran tertentu. Dalam pembuatan soal yang menggunakan kisi-kisi, penulis
akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes.
·
Penulis soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat
soal yang relatif sama, dari segi tingkat kedalamannya, segi cakupan materi
yang ditanyakan.
Penulisan kisi-kisi berfungsi untuk
menselaraskan perangkat soal, sehingga hal ini juga akan mempermudah dalam
proses evaluasi.
C.
Penyusunan Kisi-Kisi Soal
Penyusunan kisi-kisi soal merupakan kerangka dasar yang dipergunakan untuk
penyusunan soal dalam evaluasi proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan
kisi-kisi penulisan soal maka tidak akan terjadi penyimpangan tujuan dan
sasaran dari penulisan soal untuk evaluasi penulisan soal. Guru hanya mengikuti
arah dan isi yang diharapkan dalam kisi-kisi penulisan soal yang dimaksudkan.
Secara umum langkah dalam penyusunan kisi-kisi hanya 2, yaitu (1)menentukan
komponen-komponen yang perlu dimasukkan ke dalam kisi-kisi, (2)memasukkan semua
komponen tersebut ke dalam suatu format atau matriks.
Dalam penyusunan kisi-kisi soal, guru harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Nama sekolah
Nama sekolah
ini menunjukkan tempat penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang akan
dievaluasi proses pembelajarannya. Ini merupakan identitas sekolah.
2.
Satuan pendidikan
Satuan pendidikan
menunjukkan tingkatan pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dan
akan dievaluasi. Satuan pendidikan ini misalnya SD, SMP, SMA/SMK.
3.
Mata Pelajaran
Mata
pelajaran yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mata pelajaran yang akan
dibuatkan kisi-kisi soal dan dievaluasi hasil belajar anak-anak. Misalnya
Matematika.
4.
Kelas/semester
Kelas/semester
menunjukkan tingkatan yang akan dievaluasi, dengan menvantumkan kelas atau
semsester ini, maka kita semakin tahu batasan materi yang akan kita jadikan
soal evaluasi proses.
5.
Kurikulum
acuan
Seperti yang
kita ketahui model kurikulum di negeri ini selalu berganti, akhirnya ada tumpah
tindih antara kurikulum yang digunakan dan kurikulum baru. Untuk hal tersebut
maka kita informasikan kurikulum yang digunakan dalam penyusunan kisi-kisi
penulisan soal. Misalny, KTSP.
6.
Alokasi
waktu
Alokasi
waktu ini ditulis sebagai penyediaan waktu untuk penyelesaian soal. Dengan
alokasi ini, maka kita dapa memperkirakan kesulitan soal. Dan jumlah soal yang
harus dibuat guru agar anak-anak tidak kehabisan waktu saat mengerjakan soal.
7.
Jumlah soal
Jumlah soal
menunjukkan berapa banyak soal yang harus dibuat dan dikerjakan anak-anak
sesuai dengan jatah alokasi waktu yang sudah dikerjakan untuk ujian bersangkutan.
Dalam hal ini guru sudah memperkirakan penggunaan waktu untk masing-masing
soal.
8.
Penulis/guru
mata pelajaran
Ini
menunjukkan identias guru mata pelajaran atau penulis kisi-kisi soal. Hal ini
sangat penting untuk mengetahui tingkat kelayakan seseorang dalam penuisan
kisi-kisi dan soalnya.
9.
Standar
kompetensi
Standar
kompetensi menunjukan kondis standar yang akan dicapai oleh peserta didik
setelah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan standar kompetensi
ini maka guru dan anak didik dapat mempersiapakan segala yang harus dilakukan.
10. Kompetensi
dasar
Kompetensi
dasar menunjukkan hal yang seharusnya dimiliki oleh anak didik setelah
mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal
aspek ini kita munculkan untuk mengevaluasi tingkat pencapaiannya.
11. Materi
pelajaran
Ini
menunjukkan semua materi yang diberkan untuk proses pendidikan dan
pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal, aspek ini merupakan batasan isi
dari materi pelajaran yang kita jadikan soal.
12. Indikator
soal
Indicator
soal menunjukan perkiraan kondisi yang diambil dalam soal ujian. Indikasi yang
bagaimana dari materi pelajaran yang diterapkan disekolah.
13. Bentuk soal
Bentuk soal
yang dimaksudkan adalah subjektif tes atau objektif tes. Untuk memudahkan kita
dalam menyusun soal, maka kita harus menentukan bentuk yes dalam setiap materi
pelajaran yang kita ujikan dalam proses evaluasi.
14. Nomor soal
Nomor soal
menunjukkan urutan soal untuk materi atau soal yang guru buat. Dal hal ini,
setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar, penulisan nomor soal
dikisi-kisi penulisan soal tidak selalu berurutan.guru dapat menulis secara
acak. Misalnya, standar kompetensi A dan komptensi dasar A1 dapat saja
diletakkan pada nomor 3 dan seterusnya sehingga tidak selalu standar kompetensi
pertama dan kompetensir dasar pertama harus diurutkan di nomor satu.
Berikut contoh format kisi-kisi penyusunan soal.
FORAT
KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL
Nama
Sekolah : SMA N 6 METRO
Mata
pelajaran : Matematika
Kurikulum
: KTS
Bentuk
Soal : Esai
Standar
Kompetensi : Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah
Kompetensi
dasar
|
Indikator
|
Butir
Soal
|
Ranah yang dinilai
|
Bentuk soal
|
||||||
C1
|
C2
|
C3
|
C4
|
C5
|
C6
|
PG
|
Esai
|
|||
1.
Mamahami konsep integral tak tentu dan integral tentu
|
1.1 menjelaskan
konsep integral tak tentu dan integral tentu
|
-
|
ü
|
-
|
||||||
2.
Menghitung integral tak tentu dan integral tentu
dari fungsi aljabar dan fungsi trigonometri
|
2.1 menentukan
integral tak tentu dan intergral tentu dari fungi aljabar.
2.2
menentukan integral tak tentu dan intergral tentu
dari fungi trigono metri
|
1.
tentukan integral dari
![]()
2.Tentukan
integral dari
![]()
3
. tentukan integral dari
![]()
4.Tentukan ingegral dari
![]() |
ü
ü
|
ü
ü
ü
ü
|
||||||
3.
menggunakan integral untuk menghirung luas daerah
dibawah kurva dan volume benda putar
|
3.1 mementukan
luas daerah kurva dengan menggunakan integral
3.2 menentukan
volume benda putar dengan menngunakan integral
|
1
. hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh y=cos x, sumbu X, x=0 dan x =
![]()
2.
tentukan volume daerah yang dibatasi oleh garis y = x +, sumbu X, x =1 dan x
= 3yang diputar mengelilingi sumbu x
|
ü
ü
|
ü
ü
|
Keterangan:
CI
: Mengingat
C2
:Memahami
C3
: Menerapkan
C4
: Menganlisis
C5
: Mengevaluasi
C6
: Menciptakan
Suatu tes
hasil belajar baru dapat dikatakan tes yang baik apabila materi yang tercantum
dalam item-item tes tersebut merupakan pilihan yang cukup representatip
terhadap materi pelajaran yang diberikan di kelas yang bersangkutan. Apabila
materi yang diungkapkan dalam item-item suatu tes hasil belajar hanya
menyangkut sebagian kecil saja dari keseluruhan materi yang harus dikuasai oleh
murid-murid, maka tes hasil belajar tersebut bukanlah merupakan tes yang baik.
Sebaliknya apabila materti yang diungkapkan dalam item-item tes hasil belajar
melebihi dari pada apa yang harus diketahui oleh murid-murid, maka tes hasil
belajar semacam itu bukanlah merupkan tes yang baik.
Untuk mendapatkan tes hasil belajar yang cukup representatip terhadap bahan
yang ditetapkan dapat dilakukan dengan menganalisa rasional, artinya kita
mengadakan analisa berdasarkan fikiran-fikiran yang logis bahan-bahan
apa yang perlu kita kemukakan dalam suatu tes, sehingga tes yang kita susun
tersebut benar-benar merupakan pilihan yang representatif terhadap
ketentuan-ketentuan yang terdapat pada sumber-sumber tertentu seperti : Tujuan
Pelajaran, Rencana Pelajaran, Buku-buku pedoman, dan ketentuan-ketentuan
lainnya.
Dalam kisi-kisi dapat dicantumkan beberapa hal yang
penting yaitu :
1.
Ruang lingkup (scope)dari pengetahuan yang akan diukur
sesuai dengan rencana pelajaran yang telah kita tetapkan dalam kurikulum atau
dalam program evaluasi.
2.
Proporsi jumlah item daripada tiap-tiap sub materi.
Proporsi jumlah item untuk tiap-tiap sub hendaknya sesuai dengan proporsi
daripada luas masing-masing sub materi.
3.
Jenis pengetahuan atau aspek proses
mental yang hendak diukur. Ada beberapa klasifikasi yang dapat digunakan untuk
menggolongkan jenis-jenis pengetahuan. Salah satu klasifikasi yang digunakan
adalah klasifikasi dari Bloom yang membagi jadi enam tingkatan yaitu : ingatan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
4.
Bentuk/ tipe tes yang akan digunakan hendaknya lebih
dari satu bentuk/ tipe.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tes merupakan salah satu jenis Instrumen, di samping
nontes. Tes sebagai instrumen berhubungan dengan fungsinya untuk mengukur
penampilan maksimal. Dalam kegiatan pengukurannya, tes dapat dibagi menjadi dua
yaitu tes yang menguku penguasaan dan tes yang mengukur kemampuan.tes
penguasaan mengukur apa yang telah dikuasai oleh siswa dari materi yang telah
di pelajari. Dengan kata lain, tes penguasaan mengukur apa yang diperoleh,
sedangakan tes kemampuan mengukur apa yang dimiliki.
Kisi-kisi merupakan sebuah matriks
atau format yang berisikan kriteria soal-soal yang nantinya akan dibuat dan
diujikan kepada peserta didik. Manfaat kisi-kisi adalah untuk menjamin
validitas soal yang baik. Dalam arti mencakup semua pokok bahasan secara
operasional. Agar item-item atau butir-butir soal mencakup keseeluruhan materi
pokok bahasan atau sub bahasan secara proporsional, maka sebelum menulis
butir-butir tes terlebih dahulu kita harus membuat kisi-kisi sebagai
pedoman.sebuah kisi-kisi memuat jumlah butir yang harus dibuat untuk setiap
bentuk soal dan setiap pokok bahasan serta untuk setiap aspek kemampuan yang
hendak diukur.
Ada beberapa syarat
kisi-kisi yang baik, yaitu :
1.
Dapat mewakili isi kurikulum secara tepat
2. Memiliki
sejumlah komponen yang jelas sehingga mudah difahami
DAFTAR
PUSTAKA
Mas’ud Zein dan Darto, 2012, EvaluasiPembelajaran Matematika, Riau; Daulat Riau
Sumadi Suryabrata, 1987, Pengembangan Tes Hasil
Belajar, Jakarta; Rajawali
Wahidmurni dkk, 2010, Evaluasi Pembelajaran
Kompetensi dan Praktik, Yogyakarta; Nuha Litera
Wayan Nurkancana 1992, Evaluasi Hasil Belajar,
Surabaya: Usaha Nasional
LAMPIRAN
1.
Apa pengertian penilaian menurut anda?
2.
Sebutkan 3 prinsip-prinsip pengembangan penilaian?
3.
Bagaimana cara penyusunan kisi-kisi soal?
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon